Mengenai Saya

Foto saya
Tim Seksi Yandas kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.. alamat : Dinkes nGAWENG Jl. RA Kosasih no 244 No.Telp 0266 213 655 email : yandaskesgakab.sukabumi@gmail.com twitter : kesgasukabumi

Minggu, 05 Juni 2011

PENGENDALIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS


KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
          Tekanan darah tinggi (hipertensi) dalam kehamilan merupakan salah satu masalah pada ibu hamil yang perlu diwaspadai.
          Penyakit ini dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian baik pada ibu maupun pada janin atau bayi yang dilahirkan.
          Sebagian besar ibu hamil tidak menyadari bahwa mereka mengalami hipertensi, karena ibu hamil terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala yang spesifik.
          Oleh karena itu deteksi dini terhadap hipertensi pada ibu hamil sangat diperlukan agar tidak terjadi kelainan serius atau komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu hamil dan janin/bayi.
A.      Pengertian
 
1. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau  diastolik ≥90 mmHg.
   Cara pengukuran tekanan darah:
    Gunakan cuff  (manset) melingkupi 2/3 lengan atas   Ibu hamil (Bumil) harus dalam posisi duduk atau berbaring 45o dengan lengan setinggi jantung (dianjurkan lengan kiri)  Bumil sudah beristirahat minimal 15 menit  Ukur tekanan darah sampai 2 mmHg terdekat  Gunakan suara fase Korotkoff I untuk mengukur sistolik, dan suara fase Korotkoff V untuk mengukur diastolik.
2.  Proteinuria
adalah ditemukan protein pada urine ≥300 mg per 24 jam (urine tampung) atau ≥30 mg pada pemeriksaan tunggal (urine sewaktu) atau ≥+1 pada pemeriksaan carik celup (dipstick).
B.      KLASIFIKASI
1.       Hipertensi gestasional
§   Hipertensi yang ditemukan pertama kali setelah kehamilan 20 minggu
§   Tidak ditemukan proteinuria à Pemerikasan Dipstict
§   Kembali normal setelah 3 bulan pascapersalinan   

2.       Preeklampsia
§  Hipertensi yang ditemukan pertama kali setelah kehamilan 20 minggu
§  Ditemukan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dengan Pemerikasan Dipstict ≥ 1+
§  Kembali normal setelah 3 bulan pascapersalinan   

3.       Eklampsia
Pre-Eklampsia ditambah adanya kejang bahkan sampai koma

4.       Hipertensi Kronik
Hipertensi sebelum kehamilan atau sebelum 20  minggu  Tetap ada setelah 3 bulan pascapersalinan   

5.       Hipertensi kronik dengan super improsed pre-eklampsia.
Hipertensi Kronik disertai gejala preeklampsia setelah kehamilan 20 minggu pada ibu hamil

FAKTOR RESIKO
          Nulipara
          Kehamilan ganda
          Usia < 20 atau > 35 th
          Riwayat pre-eklampsia/eklapsia
          Riwayat keluarga pernah menderita PE/E
          Penyakit ginjal, hipertensi, DM sebelum hamil
          Obesitas
          Stress

PENCEGAHAN TERSIER
 RUJUK JIKA DITEMUI TANDA-TANDA ;
           Hipertensi
           Protein urin ≥ 1+
           Kenaikan BB 11/2 Kg atau lebih dalam seminggu
           Oedema bertambah dengan mendadak
           Terdapat gejala dan keluhan subjektif

SIMPULAN :
 PUSKESMAS MAMPU MELAKUKAN DETEKSI DINI DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN MELALUI ANC.
SARAN :
 MENINGKATKAN PENJARINGAN KASUS MELALUI PENINGKATAN CAKUPAN DENGAN ANC YANG DISERTAI PENINGKATAN KEMAMPUAN PETUGAS DALAM MENGENALI GEJALA/TANDA PRE-EKLAMPSIA/EKLAMPSIA DAN PENYULUHAN MENGENAI BAHAYA PRE-EKLAMPSIA / EKLAMSIA KPD KASUS-KASUS RISIKO TINGGI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar